Dalam upaya meningkatkan penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon, pemerintah saat ini sedang melaksanakan program konversi sepeda motor listrik. Ini merupakan salah satu alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna sepeda motor bensin untuk beralih ke sistem listrik, bahkan tanpa harus membeli sepeda motor listrik terlebih dahulu.
Seperti diketahui, harga sepeda motor listrik masih cenderung cukup mahal meski ada yang sudah mendapat subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Oleh karena itu, program konversi sepeda motor listrik ini dapat menjadi solusi untuk mendukung perlindungan lingkungan.
Meski hanya sedikit orang yang memahami sistem konversi ini, namun para pecinta mobil cenderung menerima program ini dengan antusias. Memang, pengguna sepeda motor listrik bisa menggunakan komponen sesuai keinginan. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan fungsi pengereman regeneratif. Sayangnya fitur ini akan kurang ramah pengguna bagi pengendara sepeda motor. Apa dampaknya?
Dampak Penggunaan Regenerative Brake
Sistem pengereman regeneratif sendiri sebenarnya berfungsi mengubah energi panas akibat gesekan rem menjadi energi listrik untuk baterai. Namun jika dipasang di sepeda motor, fitur ini akan berfungsi seperti engine brake pada sepeda motor biasa. Hal ini akan sangat menyebabkan controller cepat rusak.
Divo Gimbal, salah satu kontributor bengkel Konversi Listrik Rakyat Indonesia kepada Kompas.com, mengatakan, “Kami biasanya tidak menggunakan cara regenerasi, karena secara tidak langsung saat gas dikeluarkan, generator mesin” berputar dan menghasilkan arus listrik. Itu bermuatan listrik. dan electric reverse, seperti engine brake untuk memperlambat sepeda motor… Banyak orang yang menggunakan pengereman regeneratif, dan tidak bisa mengatur ketinggian untuk mengerem,” ujarnya. Menurutnya, jika ingin mengubah motor bensin menjadi motor listrik, tidak perlu menggunakan pengereman regeneratif kecuali ada formula yang cocok. Pasalnya, genset sepeda motor menyebabkan guncangan dan pengereman regeneratif juga menimbulkan guncangan saat mundur. Akibatnya, jika guncangan balik semakin kuat, pengontrol akan semakin panas.
Target Pemerintah Soal Program Konversi Motor BBM
Berbicara mengenai program konversi ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan 150.000 sepeda motor berbahan bakar diesel (BBM) dapat dikonversi menjadi listrik pada tahun 2024. Namun hingga saat ini, baru sekitar 4 dari sekitar 500 orang yang mendaftarkan sepeda motornya. mengubah.
Direktur Konservasi Kementerian ESDM Gigih Udi Atmo dari situs resmi esdm.go.id. “Tahun ini, pemerintah menargetkan untuk mengkonversi hingga 50.000 sepeda motor berbahan bakar bensin menjadi listrik, sedangkan pada tahun 2024, targetnya akan meningkat menjadi 150.000.”