zonatikus.com – Pavel Durov, sosok di balik aplikasi perpesanan Telegram, kembali menjadi sorotan publik setelah penangkapannya di Prancis. Pria berkebangsaan ganda Rusia-Prancis ini ditahan di Bandara Le Bourget pada Sabtu malam, sesaat setelah tiba dari Azerbaijan menggunakan jet pribadinya.
Penangkapan Durov terkait dengan dugaan keterlibatan Telegram dalam berbagai kejahatan terorganisasi, termasuk pornografi anak, perdagangan narkoba, dan penipuan transaksi. Meski kini telah dibebaskan dengan syarat, kasus ini menambah daftar kontroversi yang mengelilingi figur teknologi berusia 39 tahun tersebut.
Namun, bukan hanya persoalan hukum yang menarik perhatian publik. Pengakuan mengejutkan Durov pada Juli lalu mengungkap fakta bahwa ia memiliki lebih dari 100 anak biologis. Fenomena ini bermula 15 tahun silam ketika seorang teman memintanya untuk mendonorkan sperma di sebuah klinik kesuburan.
“Awalnya saya tertawa, namun kemudian menyadari keseriusan permintaan tersebut,” ungkap Durov. Ia menambahkan bahwa pihak klinik meyakinkannya bahwa donor berkualitas tinggi sangat langka, dan menjadi donor merupakan “tugas sipil” yang penting.
Keputusan untuk menjadi donor sperma ternyata berdampak luas. Hingga tahun 2024, kontribusi Durov telah membantu lebih dari seratus pasangan di 12 negara untuk memiliki keturunan. Bahkan, beberapa klinik IVF masih menyimpan sperma bekunya untuk digunakan secara anonim.
Perjalanan hidup Durov sendiri tak kalah menarik. Lahir di Uni Soviet pada 1984, ia menghabiskan masa kecilnya di Italia sebelum kembali ke Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet. Keahliannya dalam pemrograman mengantarkannya mendirikan Vkontakte (VK), situs media sosial yang dijuluki “Facebook-nya Rusia”, di usia 21 tahun.
Namun, hubungannya dengan Kremlin memburuk ketika ia menolak menyerahkan data pribadi pengguna Ukraina saat terjadi demonstrasi anti-pemerintah pada 2013. Keputusan ini memaksanya mengundurkan diri dari VK dan meninggalkan Rusia.